Artikel dan Makalah tentang Kesultanan / Kerajaan Pajang
: Sejarah, Peninggalan, Pendiri, Letak, Peta, Kemunduran, Runtuhnya -
Jaka Tingkir, menantu Pangeran Trenggana, memindahkan pusat pemerintahan
dari Demak ke Pajang, dan kemudian mendirikan kerajaan Pajang dan
menjadi raja pertama di Pajang dengan gelar Hadiwijaya. Jaka Tingkir
melakukan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur.
Setelah berhasil, ia memberikan hadiah kepada dua orang yang telah
berjasa selama penaklukan, mereka adalah Ki Ageng Pamanahan yang
ditempatkan di Mataram dan Ki Ageng Panjawi yang ditempatkan di Panjawi.
(Baca juga : Kerajaan Islam di Indonesia)
Kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam pertama yang terletak di
pedalaman. Tidak seperti kerajaan-kerajaan lainnya yang biasanya berada
di sekitar pesisir. Sebelum menjelma menjadi kerajaan, Pajang merupakan
daerah yang bereda dalam kekuasaan Demak. Lokasinya terletak di daerah
Kartasura, dekat Surakarta (Solo). Pada waktu itu yang menjadi adipati
(semacam bupati) di Pajang adalah Joko Tingkir.
Joko Tingkir disebut juga Panji Mas atau Mas Karebet. Ia merupakan
keturunan Raja Pengging yang bernama Handoyoningrat. Pengging ini
terletak di lereng tenggara Gunung Merapi, Jawa Tengah. Setelah setelah
berhasil menghabisi Ario Penangsang, Joko Tingkir naik tahta menjadi
sultan pertama Pajang, bergelar Raden Hadiwijaya.
Pada tahun 1554, Sultan Hadiwijaya merebut daerah Blora, dekat Jipang.
Pada tahun 1568, semua perangkat kebesaran Majapahit yang terdapat Demak
ia pindahkan ke Istana Pajang. Selanjutnya, guna melebarkan sayap
kekuasaannya ia menyerang Kediri pada tahun 1577. Tiga tahun setelah
itu, raja-raja di Jawa Timur mengakui kedaulatan Pajang.
Hadiwijaya wafat pada tahun 1587, dimakamkan di Desa Butuh. Ia
digantikan oleh menantunya, Arya Pangiri. Arya Pangiri sendiri adalah
putera Sunan Prawoto dari Demak. Arya Pangiri lalu mengangkat Pangeran
Benawa (Benowo), anak Hadiwijaya, menjadi adipati di Jipang. Karena
merasa lebih berhak atas tahta Pajang, Pangeran Benawa melakukan
pemberontakan terhadap Pangiri. Ia dibantu oleh sejumlah pejabat Demak.
Selain Demak, Benawa juga dibantu oleh adipati Mataram, Panembahan
Senopati (Sutawijaya). Karena didukung kekuatan yang lebih besar,
Pangeran Benawa berhasil mengalahkan Pangiri, yang tak lain masih
saudara iparnya sendiri. Benawa menjadi sultan Pajang pada tahun 1588.
Pada perkembangan selanjutnya, Pangeran Benawa lebih memilih menjadi
penyiar Islam daripada mengurusi Pajang. Karena itu, yang berkuasa atas
Jawa selanjutnya adalah Mataram. Pada tahun 1589 Pangeran Benawa
digantikan oleh Gagak Bening atas kebijakan Sutawijaya. Pada tahun 1591,
Gagak Bening meninggal dan digantikan oleh anak Benawa, yang ketika itu
telah menjadi bawahan Mataram.
Pada tahun 1618, putera Benawa memberontak terhadap Sultan Agung, Raja
Mataram. Karena tak seimbang, Sultan Agung dengan mudah melumpuhkan
perlawanan penguasa Pajang ini. Abdi-abdi Pajang yang selamat melarikan
diri ke Giri dan Surabaya. Setelah pemberontakan betul-betul redam,
Sultan Agung mengirimkan penduduk Pajang ke Mataram untuk menjadi buruh
kerja paksa. Dengan demikian, tamatlah riwayat Pajang yang berkuasa
hanya 45 tahun. Seluruh pusaka kerajaan lalu Pajang dipindahkan ke
Mataram.
Menambah wawasan saya gan
BalasHapusCASINO GAMES - JTM Hub
BalasHapusJV's Slot Machines · 계룡 출장안마 Pragmatic Play · Big Time Gaming 인천광역 출장샵 · Jackpot City · Blueprint Gaming 경상북도 출장마사지 · 포천 출장마사지 Jokerz Slots · Playtech 세종특별자치 출장안마 · Slotslots.lv · Casino.